Ma'rifatullah (Mengenal Allah Ta'ala)



MA’RIFATULLAH
(Mengenal Allah Ta'ala)

Ikhwaatii fillah a'azzaniyallah wa iyyaakum, pernahkah terbetik dalam hati kita, sebuah pertanyaan:
Sudahkah kita mengenal Allah? Rabb kita, sesembahan kita?
Apakah hakekat mengenal Allah?
Sudah benarkah pengenalan kita terhadap Allah...?
Lalu bagaimana cara kita mengenal Allah ta'ala?

Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al Utsaimin, salah seorang ulama kibar menjelaskan kepada kita bahwa : "Ma'rifatullah adalah mengenal Allah azza wa jalla dengan hati kita dengan pengenalan yang mengharuskan kita menerima apa saja yang Allah syare’atkan untuk kita, tunduk, patuh, dan berhukum dengan syare’atNya yang dengannya telah datang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."

Dengan kata lain jika ma'rifah kita kepada Allah belum menyampaikan kita pada penerimaan seluruh syare’at Allah, belum membuat kita tunduk patuh pada seluruh syare’at Allah dan berhukum dengan syare’atNya, maka kita belum mengenal Allah secara hakiki.

Mengenal Allah ta’ala meliputi pengenalan:
1.     Bahwa Allah wujud, barang siapa yang meyakini bahwa Allah tidak ada maka ia adalah seorang atheis.
2.    Rububiyyah Allah
3.    Uluhiyyah Allah
4.    Asma dan sifat Allah.
Semua permasalahan ini akan dibahas secara lebih luas pada tempatnya InsyaaAllah ta'ala.

Bagaimana kita mengenal Allah?
Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab menjelaskan: "Kita dapat mengenal Allah dengan ayat-ayatNya dan makhlukNya, diantara  ayat-ayatNya adalah malam, siang, matahari, bulan. Dan di antara makhluk-makhlukNya adalah langit yang 7 dan bumi yang 7 serta yang ada di antara keduanya."
Selanjutnya Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan bahwa ini semua merupakan ayat-ayat Allah yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan, kebijaksanaan dan kasih sayangNya.
Matahari adalah salah satu ayat-ayat Allah Azza wa Jalla karena ia berjalan dengan tertib dan indah sejak diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla sampai kelah Allah mengizinkan kehancuran alam. Matahari senantiasa beredar dalam peredarannya, sebagaimana firman Allah ta’ala:
"Dan matahari beredar di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui". (QS. Yasin : 38).
Matahari merupakan salah satu dari ayat Allah, dilihat dari segi ukuranya dan pengaruhnya, ia memberi banyak manfaat untuk badan, tumbuhan, sungai, laut dan sebagainya. Jika kita memperhatikan matahari, kita akan mengetahui kebesaran ayat Allah ini, betapa jauh jarak antara kita dan matahari, tetapi kita bisa mendapatkan panasnya yang menyengat. Kemudian, perhatikan pula cahaya yang dihasilkannya, yang bisa membantu memberikan kekayaan yang banyak kepada manusia. Di siang hari, manusia tidak membutuhkan penerangan apapun. Dia memberikan kemaslahatan yang besar kepada manusia, membantu memberikan kekayaan kepada mereka. Ini semua termasuk sebagian dari ayat ayat Allah, di mana hanya sedikit yang kita ketahui.

Bulan juga merupakan salah satu dari ayat-ayat Allah Azza wa Jalla. Pada setiap malam Allah menempatkanya pada posisi posisi tertentu.
"Dan kami telah tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, posisi-posisi sehingga (setelah dia sampai ke posisi terakhir) kembali sebagai bentuk tandan yang tua". (QS. Yasin :39).
Ia muncul kecil, kemudian membesar sedikit demi sedikit hingga bulat sempurna, kemudian kembali berkurang. Ia seperti manusia yang diciptakan dalam keadaan lemah, kemudian berkembang menjadi kuat secara berangsur-angsur, dan akhirnya melemah kembali. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.

Demikianlah dijadikan mereka sebagai tanda2 kebesaran Allah, agar mereka mengenal siapa penciptanya. Di sana terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal.
Wallahu a’lamu bisshawaab.




Jakarta, 10 Oktober 2017
Tematik BISA (Belajar Islam dan Bahasa Arab)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUWAAFAQATUL AQWAAL BIL AF’AL

Thoqotul Insan (Potensi Manusia)

Nafsul Insan (Jiwa Manusia)