Ta'rifatul Insan
TA’RIFATUL
INSAN
PENCIPTAAN MANUSIA
Dalam penciptaan manusia, terdapat dua proses, yaitu :
Proses Azali dan Proses Alami.
1.
Proses Azali
Adalah proses dimana peran
ke Maha Kun Fayakunan Allah terjadi, tidak ada sedikitpun campur tangan
manusia. Seperti dalam penciptaan Adam yang diciptakan dari tanah liat yang
dibentuk. Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam. Dan Isa Al Masih yang
diciptakan tanpa seorang ayah.
Hal ini sebagaimana
dinyatakan dalam ayat berikut :
QS. Al-Hijr : 26
“Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk.”
QS. An-Nisaa`:
1
“Hai sekalian manusia,
bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan
dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu.”
QS.
Ali-`Imran : 59
Sesungguhnya misal
(penciptaan) `Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah”
(seorang manusia), maka jadilah dia.
2.
Proses Alami
Adalah
proses kejadian manusia setelah Adam dan Hawa terkecuali Isa as. yaitu harus
adanya percampuran antara laki-laki dan perempuan, bertemunya sel sperma dan
indung telur di dalam rahim perempuan. Dalam rahim seorang ibu ia dibentuk
dengan melalui beberapa tahapan dan dalam waktu yang telah ditetapkan. Kemudian
setelah sempurnya kejadiannya, ia dilahirkan ke atas dunia sebagai seorang
bayi, lalu Allah tumbuhkan ia menjadi dewasa dan menjadi tua, kemudian Allah
wafatkan.
Sebagaimana
firman Allah :
QS. Al-Mu`minun : 12-16
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah.”
“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”
“Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian
benar-benar akan mati.”
“Kemudian,
sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.”
BAHAN DASAR (BENTUK DAN ISI) PENCIPTAAN
MANUSIA
1. Manusia diciptakan oleh Allah SWT melalui
dua zat dasar, yaitu :
a. Ruh
QS.
As-Sajdah : 9
“Kemudian Dia menyempurnakan
dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”
QS.
Al-Hijr : 29
“Maka apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku,
maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”
b. Tanah
QS.
As-Sajdah : 7-8
“Yang membuat segala sesuatu
yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari
tanah.”
“Kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina.”
QS.
Al-Hijr : 28
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang
manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk.”
2. Allah SWT menciptakan manusia dengan
membekali tiga potensi dasar, yaitu :
a a.
Hati,
Di dalam jasad ada segumpal daging, yang apabila daging itu baik, maka baiklah seluruh jasad. Namun jika daging itu rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Daging yang bernama hati itu secara wujud memang seperti yang kita pahami dalam dunia kedokteran, tetapi konteks qalb (hati) yang dimaksud dalam hal ini bukanlah hati secara fisik, melainkan sesuatu yang bersifat rohani, perasaan dan nafsu. Dinamakan qalb karena hati itu berubah - ubah setiap saat (qalaba). Di dalam hati itulah bersumber segala niat dan tekat (al azam ). [QS. 3:159; 17:36; 18:29; 90:10].
Di dalam jasad ada segumpal daging, yang apabila daging itu baik, maka baiklah seluruh jasad. Namun jika daging itu rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Daging yang bernama hati itu secara wujud memang seperti yang kita pahami dalam dunia kedokteran, tetapi konteks qalb (hati) yang dimaksud dalam hal ini bukanlah hati secara fisik, melainkan sesuatu yang bersifat rohani, perasaan dan nafsu. Dinamakan qalb karena hati itu berubah - ubah setiap saat (qalaba). Di dalam hati itulah bersumber segala niat dan tekat (al azam ). [QS. 3:159; 17:36; 18:29; 90:10].
b b. Akal,
Akal sebagaimana kita pahami ada di dalam otak kita, tentu saja akal yang dimaksud di sini abstrak. Dengan akal yang merupakan kunci keistimewaan manusia itu, manusia dapat memahami berbagai hal. Akal memberi manfaat kepada manusia di bidang ilmu pengetahuan untuk berpikir dan melahirkan inovasi-kreasi (al 'ilmu). [17:36; 67:10].
Akal sebagaimana kita pahami ada di dalam otak kita, tentu saja akal yang dimaksud di sini abstrak. Dengan akal yang merupakan kunci keistimewaan manusia itu, manusia dapat memahami berbagai hal. Akal memberi manfaat kepada manusia di bidang ilmu pengetahuan untuk berpikir dan melahirkan inovasi-kreasi (al 'ilmu). [17:36; 67:10].
c. Jasad,
Jasad adalah fisik zhahir manusia secara keseluruhan. Ia adalah pelaksana segala yang ditekatkan oleh hati dan direncanakan oleh akal. [QS. 9 : 105].
Dengan ketiga potensi dasar tersebut,
manusia diberi amanah untuk,
a a. beribadah hanya kepada Allah SWT
QS. Al-Ahzab : 72
“Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikul lah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia
itu amat zalim dan amat bodoh”.
b b. menjadi khalifah di bumi.
QS.
Al-Baqarah : 30
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang
yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan
berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Jika manusia melakukan dua amanah tersebut,
maka manusia akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah :
QS.
At-Tiin : 7-8
“Maka apakah yang menyebabkan kamu
mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?”
“Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?”
QS.
An-Nahl : 97
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.”
QS.
Al-Insyiqaq : 25
“Tetapi orang-orang yang
beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya.”
Materi Liqo
Ahad, 22 Januari 2017
Anis Nurlaeli
Komentar
Posting Komentar