Risalatul Insan ( II )
RISALATUL INSAN
II. MANUSIA
DENGAN MISINYA
Manusia di dalam hidup ini memiliki tiga misi
khusus : misi utama, misi fungsional, dan misi operasional.
1. Misi
Utama
Beribadah Kepada Allah SWT.
QS.
Adz-Dzaariyaat : 56
“dan aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Klasifikasi
Manusia dalam Bingkai Misi Utama
QS. Faathir :
32
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada
orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka
ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang
pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan
dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar”.
- Sabiqun bil khairat
Manusia
Muslim yang tidak hanya puas melakukan kewajiban dan meninggalkan hal-hal yang
diharamkan oleh-Nya, namun ia terus berlomba dan berpacu untuk mengaplikasikan
sunnah-sunnah yang telah digariskan, dan menjauhi hal-hal yang dimakruhkan.
- Muqtashidun
Manusia
Muslim yang puas ketika mampu mengamalkan perintah dan meninggalkan larangan
Allah SWT.
- Dzalimun linafsihi
Kelompok yang
masih mencampur-adukkan antara hak dan bathil. Selain ia mengamalkan
perintah-perintah Allah SWT, ia juga masih sering berkubang dalam kubangan
lumpur dosa.
Ali bin Abu
Thalib ra. berkata, “Ada dua masalah yang saya takutkan menimpa kamu. Pertama,
mengikuti hawa nafsu. Kedua, banyak menghayal. Karena, yang pertama akan
menjadi tembok penghalang antara dirinya dan kebenaran, dan yang kedua
mengakibatkan lupa akan akhirat.”
Sebagian ahli
hikmah berkata, “Akal merupakan teman setia, dan hawa nafsu adalah musuh yang
ditaati.”
Sebagian ahli
hikmah yang lain berkata, “Hawa nafsu adalah raja yang bengis dan penguasa yang
lalim.” (Adab ad-Diin wa ad-Dunya)
2. Misi
Fungsional
Sebagai Khalifah.
QS.
Al-Baqarah : 30
“Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”.
Manusia tidak
mampu memikul misi ini, kecuali ia istiqamah di atas rel-rel robbaniah. Manusia
harus membuang jauh bahasa khianat dari kamus kehidupannya. Khianat lahir dari
rahim syahwat, baik syahwat mulkiah (‘kekuasan’), syahwat syaithaniah maupun
syahwat bahaimiah (‘binatang ternak’).
(Al-Jawab Al-Kaafi, Ibnu Qaiyim Al-Jauziah).
- Ketika jiwa manusia di kuasai oleh syahwat mulkiah, maka ia akan mempertahankan kekuasaan dan kedudukannya, meskipun dengan jalan yang tidak dibenarkan oleh Islam. Ia senantiasa melakukan makar, adu domba, dan konspirasi politik untuk menjegal lawannya.
QS.
Al-Anfaal : 26-27
“Dan ingatlah
(hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di
muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka
Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan
pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu
bersyukur".
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”.
QS.
Shaad : 26
“Hai Daud,
sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang
berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”.
- Adapun ketika jiwa manusia terbelenggu oleh syahwat syaithaniah dan bahaimiah, maka ia akan selalu menciptakan permusuhan, keonaran, tipuan-tipuan, dan menjadi rakus serta tamak akan harta. Tidak ada sorot mata persahabatan dan sentuhan kasih dalam dirinya. Ia bersenang-senang di atas penderitaan rakyat dan tak pernah berhenti mengeruk kekayaan rakyat.
3. Misi
Operasional
Untuk memakmurkan bumi.
QS. Huud : 61
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka
Shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)”.
QS. Ar-Ruum : 41
“Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Oleh karena
itu, bumi ini membutuhkan pengelola dari manusia-manusia yang ideal, yaitu Manusia
yang memiliki sifat-sifat luhur, seperti :
- Syukur
QS. Luqman : 31
“Tidakkah
kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat
Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda
(kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur".
- Sabar
QS. Ibrahim : 5
“Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami
perintahkan kepadanya): “Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya
terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah”. Sesunguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang
penyabar dan banyak bersyukur”.
- Mempunyai belas kasih
QS. At-Taubah : 128
“Sungguh
telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”.
- Santun
QS. At-Taubah : 114
“Dan
permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah
karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala
jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas
diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut
hatinya lagi penyantun”.
- Taubat
QS. Huud : 75
“Sesungguhnya
Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali
kepada Allah”.
- Jujur
QS. Maryam : 54
“Dan
ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam
Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah
seorang rasul dan nabi”.
- Terpercaya
QS. Al-A’raaf : 18
Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina
lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu,
benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya”.
Materi Liqo
Ahad, 15 Januari 2017
Anis Nurlaeli
Komentar
Posting Komentar