Risalatul Insan ( I )

RISALATUL INSAN

I.        MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM
Dalam Pandangan Islam, Manusia didefinisikan sebagai : makhluk, mukalaf, mukaram, mukhaiyar, dan mujzak.
Para Ulama mendefinisikan Manusia sebagai => Makhluk yang dimuliakan dan diberi tugas/ beban untuk melakukan amanah (Ibadah dan Khalifah) dan diberi kebebasan untuk memilih dan nanti akan diberi balasan atas pelaksanaan amanah tersebut.

Manusia => Makhluk yang memiliki sifat-sifat fitriah dan naluri insaniah, seperti :
  •  Dha’if = Lemah
QS. An-Nisaa’ : 28
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah”.
  •  Jahula/Jahil = Bodoh
QS. Al-Ahzab : 72
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikul lah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.
  •  Faqir = Ketergantungan
QS. Faathir : 15
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji”.
  •  Kafuuro = Tidak mensyukuri nikmat
QS. Al-Israa : 67
“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih”.
  •  Syukur = Senang berterimakasih
QS. Al-Insaan : 3
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir”.
  •  Fujur dan Taqwa
QS. Asy-Syams : 8
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”.

Selain itu, manusia juga diciptakan untuk mengaplikasikan beban-beban ilahiah yang mengandung maslahat dalam kehidupannya.
  •  QS. Al-Baqarah : 30
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
  • QS. Adz-Dzaariyaat : 56
“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
  •  QS. Al-Ahzab : 72
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikul lah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.

Manusia => pilihan, yang dimuliakan dengan keistimewaan (akal yang mampu menangkap sinyal-sinyal kebenaran, merenungkannya, dan kemudian memilihnya).
Manusia => ahsanu taqwim, dan telah menundukkan seluruh alam baginya agar ia mampu memelihara dan memakmurkan serta melestarikan kelangsungan hidup yang ada di alam ini.
Maka, dengan sederet sifat-sifat kemuliaan dan sifat-sifat insaniyah yang berkaitan dengan keterbatasan dan kekurangan, Allah SWT membebankan misi-misi khusus kepada manusia untuk menguji dan mengetahui siapa yang jujur dalam beriman dan dusta dalam beragama.

QS. Al-'Ankabuut : 2-3
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”
“Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”.

Oleh karena itu, ia harus benar-benar mampu menjabarkan kehendak-kehendak ilahiah dalam setiap misi dan risalah yang diembannya.


Materi Liqo
Ahad, 01 Januari 2017
Anis Nurlaeli


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUWAAFAQATUL AQWAAL BIL AF’AL

Thoqotul Insan (Potensi Manusia)

Nafsul Insan (Jiwa Manusia)